Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Baca Dongeng fabel Si Kancil dan Tikus

Baca Dongeng fabel Si Kancil dan Tikus

Dongeng fabel Si Kancil dan Tikus. Hallo bunda, Lewat dongeng, Si Kecil bisa mendapat pelajaran kepribadian yang ada pada tiap ceritanya. Tak itu saja, membaca dongeng bisa menambah animo membaca buku sejak dari awal. Dongeng dapat juga memperasah khayalan dan kreasi anak mama.

Tak usah susah-susah beli buku dongeng, kesempatan ini kami dapat membawa satu dongeng spesial buat si Kecil. Dongeng fabel terhebat, yang bakal membikin anak kita suka mendengarkannya.

Didalam cerita ini bunda dapat mengambil pesan yang dapat menjadi bahan didikan untuk si kecil, bahwa berbohong dan jahil itu merupakan perbuatan yang tidak baik yang dapat menyakiti orang lain.

Ada pesan moral lainnya juga yang tidak kalah penting untuk disimak disini yaitu karakter tikus, bagaimana kisahnya? yuk bunda kita baca bersama-sama.

Baca Cerita Dongeng fabel Si Kancil dan Tikus Disini

Pada suatu ketika, hiduplah dua ekor kancil bersaudara. Mereka berdua menghuni hutan belantara yang sangat subur. Kakaknya bernama Manggut sedangkan adiknya bernama Kanca. Meskipun mereka bersaudara, mereka berdua ternyata memiliki sifat yang sangat berbeda. Kanca rajin dan baik hati, sedangkan Manggut pemalas, jahil dan suka berbohong.

Suatu hari Manggut sedang kelaparan, ia pun berusaha mencari dan menemukan rerumputan hijau di seberang sungai kecil yang dangkal. Namun sayang sekali. ia enggan menyeberang karena Manggut sangatlah malas.

Akhirnya Manggut pun mencuri makanan milik adiknya. Sewaktu Kanca ingin makan, dia terkejut karena makanan jatahnya sudah habis. Kanca lalu bertanya kepada Manggut di mana makanannya.

Manggut bohong. "Makananmu habis dicuri Tikus," katanya.

“Ah, mana mungkin dimakan tikus,” balas Kanca.

“Iya! Masa kamu tidak percaya dengan kakak sendiri,” jawab Manggut meyakinkan.

Kanca pun akhirnya percaya akan perkataan Manggut

Mula-mulanya Kanca tidak percaya dengan ucapan Manggut. Tetapi setelah Manggut mengatakannya berkali-kali, akhirnya dia percaya juga. Namun ternyata, tanpa sepengetahuan Manggut, Kanca mencoba memanggil Tikus ke rumahnya, meminta pertanggungjawaban.

Esok paginya, Tikus datang memenuhi panggilan Kanca. Melihat Tikus datang, raut muka Manggut terlihat agak memucat.

“Tikus, apakah kamu yang kemarin mencuri makananku?” tanya Kanca pada Tikus.

“Hah? Mencuri makananmu? Berpikir saja aku belum pernah!” jawab Tikus.

Tiba-tiba saja Manggut menyela pembicaraan mereka dan berusaha memojokkan Tikus, “Ah, Tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong.”

Kanca yang baik mempercayai ucapan Tikus

Berbeda dengan sang kakak, Kanca terlihat mempercayai ucapan Tikus.

“Ya, sudahlah kalau memang kamu tidak mengambilnya! Mumpung kamu berada di sini, aku mau minta tolong ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi aku juga mengambil makanan dari sana, kok!” kata Kancil pada Tikus.

Tikus pun setuju memenuhi permintaan Kanca. Kemudian ia segera pergi ke tepi sungai, membuat sampan untuk menuju seberang sungai. Sebenarnya Tikus tahu kalau Manggutlah yang telah mencuri makanan itu.

Sementara itu, tidak ingin kalah dari Tikus, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang perangkap tikus agar Tikus terjebak dan tidak bisa kembali.

Ide cerdik Tikus atas perangkap yang dibuat Manggut

Setelah sampan selesai dibuat, Tikus pun segera berlayar ke seberang sungai. Ketika hampir mendekati tepian sungai, Tikus melihat ada perangkap yang terpasang di tepian. Ia yakin kalau perangkap itu dipasang oleh Manggut, sadara Kanca.

Melihat kejahilan Manggut, tiba-tiba saja tikus mendapat ide gemilang. Tikus melompat dan berpura-pura jatuh tenggelam di dalam sungai.

“Aduhhhhhhhhh… Manggut, tolong aku… aku hampir tenggelam, aku tidak bisa berenang!” teriak tikus.

Mendengar itu, Manggut segera menolong Tikus. Tikus pun berpura-pura terlihat lemas, lalu meminta Manggut mengantarkannya ke seberang sungai. Sesampai di seberang sungai tikus kembali meminta Manggut menemaninya mengambil makanan.

Manggut lupa perangkapnya sendiri

Mereka berdua akhirnya tiba di tepian dan berjalan bersama. Manggut sepertinya lupa terhadap perangkap yang ia pasang sebelumnya. Ia terus saja berjalan tanpa memperhatikan sekitar. Whoooooosh! Tiba-tiba saja kaki Manggut terperangkap jebakan yang ia siapkan sendiri. Manggut pun berteriak kesakitan.

Tikus yang kaget akan teriakan Manggut segera menolong. Dengan hati-hati Tikus melepaskan perangkap yang menjepit kaki kanan Manggut. Darah tampak keluar dari luka lecet dikakinya.

Sambil menahan sakit, Manggut kemudian berterus terang pada Tikus, "Tikus maafkan aku ya sudah menuduhmu, sebenarnya aku yang telah mencuri makan milik Kanca. Aku juga yang membuat perangkap ini untuk menjebakmu. Karena tingkahku ini, kamu jadi perlu menyebrang sungai mengambil makanan."

"Tidak apa-apa Manggut, baguslah kalau kamu mengakuinya. Tapi ingat, jangan diulangi lagi ya!" kata Tikus sambil mengobati luka Manggut.

Manggut sangat menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi di kemudian hari. Ia pun berterimakasih pada Tikus karena mau memafkan dan mengobati lukanya.

Itulah kisah kancil dan tikus yang memiliki pesan moral bahwa kita belajar untuk tidak berbohong dan jahil seperti Manggut. Kedua perbuatan itu bukanlah perbuatan baik, malah dapat menyakiti juga merugikan orang lain. Sebaiknya perbuatan seperti itu tidak dilakukan.

Di sisi lain, kita juga belajar untuk meniru karakter Tikus, Meskipun ia difitnah dan dikerjai, Tikus tetap mau menolong Manggut. Dari sini kita belajar bahwa perbuatan baik itu perlu dilakukan tanpa memandang sikap buruk orang lain.

Demikian dongeng fabel kancil dan tikus yang telah kita baca bersama, semoga menyenangkan. Terimakasih

Posting Komentar untuk "Baca Dongeng fabel Si Kancil dan Tikus"